Tujuan-tujuan dakwah
Empat Tujuan Dakwah.
Berapa banyak dalam sehari kita mendengarkan pengajian, baik melaui
media tv, radio ataupun pengajian langsung di masjid atau mushalla dekat
rumah. Berapa banyak pula kita mendapat nasehat secara individu dari
orang dekat kita dalam sehari, seminggu atau sebulan? Tentu jumlahnya
tak terhitung, berapa banyak yang telah kita terima. Apalagi kalau
menghitungnya sepanjang umur kita… wah bias sangat banyak itu. Bahkan
untuk sekarang ini, nasehat kebaikan bias kita dapatan dengan mudah.
Misalnya melalui media online internet atau SMS dakwah.
Apa yang
terjadi dengan diri kita setelah mendapat segitu banyaknya nasehat dan
materi pengajian? Adakah perubahan sebagai efek dari itu semua ataukah
tak terjadi perubahan sama sekali, layaknya kita tak pernah mendengar
apa-apa? Apakah kita termasuk orang yang bergetar hatinya saat disebut
kalimat Allah dan bertambah iman saat dibacakan ayat-ayat Allah? Atau
sebaliknya hati kita sekeras batu atau bahkan lebih keras lagi sehingga
tak berpengaruh apa-apa setiap nasehat yang diberikan kepada kita.
Sebagaimana firman Allah :
إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ
وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى
رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal (QS. Al-Anfal : 2)
ثُمَّ
قَسَتْ قُلُوبُكُم مِّنْ بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ
أَشَدُّ قَسْوَةً وَإِنَّ مِنَ الحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ
الأَنْهَارُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ
المَاءُ...
“Kemudian
setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi.
Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai
daripadanya dan dan dia antaranya sungguh ada yang terbelah lalu
keluarlah mata air dari padanya...” (QS. Al-Baqarah : 74)
Saya mencatat, paling tidak ada empat tujuan ditujukan kepada kita setiap kali ada nasehat. Empat tujuan itu kemudian dirangkai dalam satu keyword atau kata kunci yaitu perubahan. Hal ini berarti, tiap kali kita mengikuti pengajian melalui media apapun atau ketika mendapat nsehat maka harus ada perubahan pada diri kita.
Perubahan pertama adalah ketidaktahuan menjadi tahu (تحويل الجهالة الى المعرفة).
Maksudnya adalah, setelah kita mengikuti pengajian maka perubahan
minimal yang seharusnya terjadi adalah kita lebih tahu dari sebelumnya.
Misalnya, sebelumnya kita belum tahu tentang shalat yang sebenarnya maka
setelah mengikuti pengajian ilmu kita tentang shalat menjadi lebih
banyak dan bertambah. Akan tetapi perubahan sekedar pengetahuan belumlah
cukup. Harus ada perubahan selanjutnya.
Perubahan kedua adalah perubahan pengetahuan menjadi keyakinan ideologi yang kuat (تحويل المعرفة الى الفكرة).
Apa yang kita terima tentu tidaklah cukup bila hanya menjadi sebuah
pengetahuan. Hal ini harus kita tingkatkan sehingga menjadi sebuah
keyakinan kebenaran yang kuat. Keyakinan yang kuat akan mendasari segala
langkah kita untuk berbuat kebaikan. Dan tentu saja hal ini akan
memperingan langkah kita untuk melakukan amal shaleh. Tetapi apakah
sudah cukup ketika hanya memiliki keyakinan yang kuat? Tentu saja
belum!!!
Perubahan ketiga adalah mengimplementasikan keyakinan yang kuat dalam tindakan nyata (تحويل الفكرة الى الحركة).
Kebenaran yang kita yakini harus dibuktikan dengan amaliyah nyata.
Misalnya adalah saat kita mengikuti pengajian mendapatkan materi infaq
dan shadaqah serta zakat. Tentu saja hal ini tidak sekedar kita yakini
sebagai kebenaran tetapi harus dilaksanakan. Dengan mengamalkan ajaran
ini berarti kita memiliki tanggung jawab sosial. Dan berarti pula kita
telah membuktkan diri sebagai orang bertakwa. Karena orang bertakwa
disamping dia mendirikan shalat juga harus menunaikan zakat. Tidak saja
dia beribadah secara individu tetapi juga ibadah sosial.
Perubahan keempat adalah menjadikan setiap amaliyah nyata kita bertujuan hanya mencari ridha Allah (تحويل الحركة الى الغاية).
Amaliyah nyata kita harus bertujuan hanya satu, yaitu mencari ridha
Allah dan tidak lebih. Dengan hanya mencari ridha Allah berarti kita
telah ikhlas. Kebaikan kita benar-benar didasarkan kepada kepentingan ta’abbud kepada Allah dan bukan yang lain. Kebaikan yang kita lakukan bebas dari riya dan sum’ah. Sama sekali tak pernah berharap akan dunia apalagi berharap akan datangnya pujian manusia.
Semoga bermanfaat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar